Gara-gara penasaran dan juga diracunin Indi, akhirnya
aku nonton juga serial Game of Thrones yang katanya lagi hits di seluruh dunia.
Film ini diadaptasi dari novel G.R.R. Martin yang berjudul ‘A Song of Fire and
Ice’. Ga nyangka juga ternyata sampai ketagihan nonton film ini, padahal aku ga
terlalu suka sama film epic apalagi kalau harus digabung sama genre fantasy. Serial
ini udah rilis dari tahun 2011, tapi aku baru nonton dan ketagihan di tahun 2017.
Aku cuma perlu waktu kurang lebih dua bulan buat menyelesaikan nonton dari
season 1 ke season 7. Sekarang malah udah ga sabar nunggu rilis season
delapannya, yang ternyata bakal jadi episode terakhir.
Tidak sabar nunggu S8 tahun depan. |
Film ini kira-kira menceritakan tentang perebutan
Iron Throne oleh sejumlah klan (yang biasa disebut awalan nama klannya dengan ‘House’).
Mereka mengklaim kepemilikan tahta. Serial GoT diawali dengan penguasaan Iron
Throne oleh Robert Baratheon yang berasal dari House Baratheon. Jauh sebelum
Robert berkuasa, Iron Throne dirampas olehnya melalui peristiwa Robert
Rebellion dari House Targaryen. Namun Targaeryen yang tersisa telah lama
merencanakan merebut kekuasaan dari daratan di seberang Westeros (daratan
tempat Seven Kingdoms berada) yang dipisahkan oleh lautan bernama Narrow Sea.
Konflik perebutan semakin menjadi-jadi saat Robert Baratheon wafat, sehingga
otomatis Joffrey putra pertamanya naik tahta menjadi raja. Namun berhembus
kabar bahwa Joffrey merupakan anak hasil incest antara ibunya, Cersei Lannister
dengan saudara kembarnya yang bernama Jaime Lannister, sehingga kedua adik
Robert, yaitu Stannis dan Rainley merasa Iron Throne adalah hak mereka.
Kemudian konflik perebutan ini akan semakin rumit dan bikin terkejut di setiap
seasonnya. Ya ga heran sih judul filmnya aja Game of Thrones atau bisa
diartikan ‘Permainan Tahta’. Banyak plot tidak terduga dalam film serial ini.
Film ini cukup rekomendasi buat kalian yang suka cerita film dengan konflik dan
plot yang rumit.
Sekedar gambaran, Iron Throne merupakan sebutan untuk
kursi singgasana raja di Seven Kingdoms. Jujur aja waktu pertama kali ngeliat
bentuknya benar-benar jauh dari kesan mewah atau elegan, yang ada malah mikir
tuh kursi bentuknya serem banget. Tapi ternyata itu ada makna filosofisnya, karena
dulu Aegon Targaryen atau biasa disebut Aegon the Conqueror, mengalahkan
musuh-musuhnya dan menyatukan ketujuh kerajaan yang dulunya berdiri
sendiri-sendiri sehingga dinamakan Seven Kingdoms. Pedang-pedang musuh yang
dikalahkan Aegon dikumpulkan dan ditempa jadi Iron Throne, jadi makna
filosofisnya ga mudah buat menduduki Iron Throne itu karena harus mengalahkan
ribuan musuh. Nah buat para penerus Iron Throne dari House manapun menurut aku
wajib berterimakasih sama moyangnya House Targaeryen soalnya kalau bukan karena
Aegon mana mungkin tuh tujuh kerajaan bisa diperintah oleh satu raja.
Hal-hal yang aku suka di film ini:
1)
Konflik yang real tentang perebutan kekuasaan.
Dimana orang-orang digambarkan haus akan kekuasaan. Motifnya ada yang supaya
mereka bisa melindungi diri mereka dan orang-orang yang mereka cintai, supaya menjadi
kaya, untuk balas dendam dan masih banyak lagi.
2)
Sudut pandang tokoh-tokoh disini bikin love and
hate, kadang suka kadang benci. Itu berlaku buat tokoh protagonis ataupun
antagonis. Karena selama ini ditanam mindset bahwa kita akan sangat membenci
antagonis dan bersimpati pada protagonis. Aku pribadi sulit memutuskan tokoh
mana yang paling aku suka, karena bisa aja suka atau benci di season satunya
tapi di season berikutnya malah sebaliknya. Bener-bener mengocok emosi.
3)
Banyak hal-hal fiktif yang terlihat seperti di
dunia nyata dalam film ini, seperti agama, struktur politik, istilah-istilah,
bahasa, nama daratan dan benua, peta, mitos, suku dan banyak lagi.
4)
Mengangkat isu body shaming. Disini kita bisa
liat gimana dunia kadang kelihatannya kejam bagi orang-orang yang tidak
memiliki tubuh yang sempurna. Seperti Tyrion Lannister yang terlahir dengan
tubuh kerdilnya dan Samwell Tarly dengan tubuh gemuknya sehingga membuat
ayahnya tak suka padanya dan mengirimnya untuk bergabung dalam Night Watch.
5)
Wanita-wanita perkasa (yakin yang ini Indi juga
setuju banget), biasanya kalau di film Epic gitu perempuan tuh ibaratnya cuma
buat beranak aja dan ga boleh ambil andil dalam dunia perpolitikan. Tapi disini
kok justru cewe-cewenya yang malah memimpin, dalam hal ini aku suka tokoh
Cersei Lannister, walaupun antagonis tapi dia merupakan wanita yang cerdik dan
taktis, ga heran kalau akhirnya dia akan menduduki Iron Throne walau ga tahu
bakal sampai berapa lama.
6)
Banyak sentilan di film yang menimbulkan misteri
dan konspirasi. Ini pasti ulah sutradara dan produser GoT yang emang sengaja
mau bikin penontonnya mikir kemana-mana. Kadang sampai diskusi bareng Indi dan
Winda (teman kami yang juga penyuka serial GoT). Berasa kayak detektif main
tebak-tebakan, kira-kira siapa yang bunuh si A, atau apa motif si B
berbaik-baik pada si C, apa si D yang jahat sebenarnya sayang sama si E dan
begitu seterusnya. Ga heran banyak teori yang beredar di kalangan fans GoT.
Nah kira-kira begitu deh gambaran serial GoT ini dari
sudut pandang aku. Buat kalian yang akhirnya tertarik buat nonton nih serial,
mungkin ada baiknya rajin-rajin nengok mbah google terutama situs Wikipedia dan
fandomnya. Banyak informasi yang bikin semakin mengerti jalan ceritanya. Jujur
awal-awal aku nonton banyak dibikin bingung sama istilah dan orang-orangnya, tapi
sekarang malah termasuk lumayan hafal. Kayaknya kalo GoT dibikin ujian sejarah,
aku bakal dapat nilai bagus deh. (Ai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar