Sabtu, 24 Februari 2018

Film Saving Mr. Banks (2013), Kisah Kelam di balik Film Marry Poppins


Official Poster

Pertama-tama sebelum membahas film ini, aku mau menyampaikan terlebih dahulu bahwa aku belum pernah menonton film Marry Poppins yang rilis pada tahun 1964. Sekedar yang kuketahui, film Marry Poppins sendiri merupakan adaptasi dari kisah fantasi anak-anak yang bercerita tentang seorang nanny ajaib dengan payung dan tas besarnya yang iconic. Kisah tersebut dibuat pada tahun 1933 oleh seorang penulis berkebangsaan Inggris-Australia bernama Helen Lyndon Goff. Helen sendiri lebih dikenal dengan nama pena Pamela Lyndon Travers atau biasa disingkat P.L. Travers. Awalnya aku tertarik nonton Saving Mr. Banks karena ada Tom Hanks, salah satu aktor Hollywood favoritku. Aku selalu menaruh ekspektasi besar terhadap film-film yang diperankan oleh beliau. Buat aku pribadi, Tom Hanks selalu memerankan karakter filmnya dengan sangat apik dan penuh penghayatan. Dari sekian banyak film beliau yang kutonton, aktor yang pernah meraih banyak penghargaan ini bak memiliki seribu wajah saat sedang melakukan akting. Tidak ada sosok Tom Hanks yang sama saat memerankan film satu dengan film lainnya.

Tom Hanks sebagai Walt Disney
Saat melihat judul Saving Mr. Banks, aku sempat mengira film ini akan berkisah tentang tokoh pelopor bank. Akan tetapi ternyata dugaanku salah. Film ini bercerita tentang kegigihan Walt Disney dalam membujuk P.L.Travers untuk menyerahkan hak perfilman Marry Poppins. Demikian pula kisah kelam dibalik Marry Poppins yang pada masanya sering dijadikan kisah pengantar tidur anak-anak. Fokus film ini bertumpu pada interaksi dua tokoh penting, yaitu P.L. Travers yang diperankan oleh Emma Thompson, juga Walt Disney yang diperankan oleh Tom Hanks. Dan lagi-lagi Tom Hanks berhasil membuatku kagum saat memerankan karakter bapak kartun dunia tersebut. Penampilan, mimik, serta gesturnya benar-benar berbeda dari biasanya. Aku sampai pangling saat melihat kemunculan beliau di film ini. Emma Thompson tak kalah hebat dalam memerankan seorang P.L. Travers, membuat kolaborasi kedua orang tersebut, begitu nyata dan alami.

Emma Thompson sebagai P.L. Travers
Saat menonton film ini, kita akan disuguhkan beberapa kilas balik, yang mana di setiap momentumnya akan membuat P.L. Travers selaku tokoh sentral dalam film ini mengenang masa kecil saat masih bersama keluarganya. Di awal cerita kita akan dibuat kesal dengan kelakuan Nyonya Travers yang keras kepala, egois, rewel, dan masih banyak lagi hal menjengkelkan dari dirinya yang membuat geleng-geleng kepala. Tapi, di akhir cerita aku memutuskan untuk mengasihani dan membela beliau, dan malah berbalik sedikit kesal dengan Walt Disney.

Penuturan cerita yang sedikit-sedikit flashback sejujurnya bikin aku sedikit bosan dengan film ini, akan tetapi di akhir cerita aku mulai memahami bahwa semua itu merupakan potongan penting untuk meresapi sudut pandang seorang P.L. Travers. Meskipun belum pernah menonton Marry Poppins, hal itu tak akan jadi masalah. Film Saving Mr. Banks masih bisa dinikmati meskipun belum pernah menontonnya. Setiap adegannya kurang lebih telah mewakilkan sebagian kisah Marry Poppins dalam versi yang lebih gelap dan dramatis.

Bibi Ellie, sosok Mary Poppins yang sebenarnya
Dari film ini kita akan mengetahui bahwa kisah Marry Poppins yang sebenarnya tidak sama indahnya seperti yang ada di benak semua orang. Pada kenyataannya, ini merupakan kisah kehidupan P.L. Travers yang begitu dekat dengan sang Ayah saat masih kecil. Melihat dari penggunaan nama penanya, bisa kita lihat betapa besarnya kecintaan sang penulis terhadap ayahnya. Penggunaan nama Travers diambil dari nama ayahnya, yaitu Travers Robert Goff.  Beliaulah orang yang memiliki andil besar dalam bakat imajinasi sang author. Berbagai khayalan imajinatif sering dijajalkan ke dalam benak Ginty kecil (panggilan sayang dari ayahnya). Namun dibalik sosok cerianya, sang ayah menyimpan beban yang begitu berat berhubungan dengan pekerjaannya di bank, sehingga diam-diam sang ayah telah berubah menjadi pecandu alkohol. Lambat laun Ginty mulai menyadari situasi ayahnya. Semua keceriaan sang ayah di matanya berubah menjadi sebuah kebohongan belaka. Momen itulah yang menjadi pencetus trauma berkepanjangan di dalam diri seorang Ginty hingga ia dewasa. Semua karakter dalam Marry Poppins merupakan adaptasi dari orang-orang disekitarnya. Mr. Banks yang dimaksud dalam film ini merupakan perwujudan dari sosok Ayahnya sendiri, begitu juga tokoh utama Marry Poppins yang sebenarnya terinspirasi dari bibinya yang bernama Ellie. 

The Real Mr. Banks diperankan oleh Collin Farrell
Di akhir kisah kita akan dibuat paham dengan semua sikap memuakkan seorang P.L. Travers di sepanjang film. Ia memiliki ketakutan besar bahwa pengangkatan kisah ini menjadi sebuah film akan merusak gambaran masa kecilnya, terlebih jika harus menambahkan unsur animasi ke dalamnya. Marry Poppins merupakan refleksi kenangan masa lalunya yang begitu indah sekaligus menyakitkan. Puncak adegan yang paling mengiris hati dalam film ini adalah saat sang pengarang menangis di tengah tayangan perdana film yang dibintangi oleh Julie Andrews tersebut. Hal itu akan membuat iba bagi siapa saja yang sudah menyimak film ini dengan baik. Akting menangis yang dilakukan Emma Thompson sebagai P.L. Travers mungkin hanya terjadi sebentar di penghujung film, namun hal itu menjadi titik balik yang membuat kita melupakan sosok menyebalkan dirinya dan berubah menjadi sebuah simpati. (Ai)