Official Poster |
Pertama-tama
sebelum membahas film ini, aku mau menyampaikan terlebih dahulu bahwa aku belum
pernah menonton film Marry Poppins yang rilis pada tahun 1964. Sekedar yang
kuketahui, film Marry Poppins sendiri merupakan adaptasi dari kisah fantasi
anak-anak yang bercerita tentang seorang nanny
ajaib dengan payung dan tas besarnya yang iconic.
Kisah tersebut dibuat pada tahun 1933 oleh seorang penulis berkebangsaan
Inggris-Australia bernama Helen Lyndon Goff. Helen sendiri lebih dikenal dengan
nama pena Pamela Lyndon Travers atau biasa disingkat P.L. Travers. Awalnya aku
tertarik nonton Saving Mr. Banks karena ada Tom Hanks, salah satu aktor
Hollywood favoritku. Aku selalu menaruh ekspektasi besar terhadap film-film
yang diperankan oleh beliau. Buat aku pribadi, Tom Hanks selalu memerankan
karakter filmnya dengan sangat apik dan penuh penghayatan. Dari sekian banyak
film beliau yang kutonton, aktor yang pernah meraih banyak penghargaan ini bak
memiliki seribu wajah saat sedang melakukan akting. Tidak ada sosok Tom Hanks
yang sama saat memerankan film satu dengan film lainnya.
Tom Hanks sebagai Walt Disney |
Saat
melihat judul Saving Mr. Banks, aku sempat mengira film ini akan berkisah
tentang tokoh pelopor bank. Akan tetapi ternyata dugaanku salah. Film ini
bercerita tentang kegigihan Walt Disney dalam membujuk P.L.Travers untuk
menyerahkan hak perfilman Marry Poppins. Demikian pula kisah kelam dibalik
Marry Poppins yang pada masanya sering dijadikan kisah pengantar tidur anak-anak.
Fokus film ini bertumpu pada interaksi dua tokoh penting, yaitu P.L. Travers
yang diperankan oleh Emma Thompson, juga Walt Disney yang diperankan oleh Tom
Hanks. Dan lagi-lagi Tom Hanks berhasil membuatku kagum saat memerankan
karakter bapak kartun dunia tersebut. Penampilan, mimik, serta gesturnya
benar-benar berbeda dari biasanya. Aku sampai pangling saat melihat kemunculan
beliau di film ini. Emma Thompson tak kalah hebat dalam memerankan seorang P.L.
Travers, membuat kolaborasi kedua orang tersebut, begitu nyata dan alami.
Emma Thompson sebagai P.L. Travers |
Saat
menonton film ini, kita akan disuguhkan beberapa kilas balik, yang mana di
setiap momentumnya akan membuat P.L. Travers selaku tokoh sentral dalam film
ini mengenang masa kecil saat masih bersama keluarganya. Di awal cerita kita
akan dibuat kesal dengan kelakuan Nyonya Travers yang keras kepala, egois, rewel,
dan masih banyak lagi hal menjengkelkan dari dirinya yang membuat geleng-geleng
kepala. Tapi, di akhir cerita aku memutuskan untuk mengasihani dan membela
beliau, dan malah berbalik sedikit kesal dengan Walt Disney.
Penuturan
cerita yang sedikit-sedikit flashback
sejujurnya bikin aku sedikit bosan dengan film ini, akan tetapi di akhir cerita
aku mulai memahami bahwa semua itu merupakan potongan penting untuk meresapi
sudut pandang seorang P.L. Travers. Meskipun belum pernah menonton Marry
Poppins, hal itu tak akan jadi masalah. Film Saving Mr. Banks masih bisa
dinikmati meskipun belum pernah menontonnya. Setiap adegannya kurang lebih
telah mewakilkan sebagian kisah Marry Poppins dalam versi yang lebih gelap dan
dramatis.
Bibi Ellie, sosok Mary Poppins yang sebenarnya |
Dari
film ini kita akan mengetahui bahwa kisah Marry Poppins yang sebenarnya tidak sama
indahnya seperti yang ada di benak semua orang. Pada kenyataannya, ini
merupakan kisah kehidupan P.L. Travers yang begitu dekat dengan sang Ayah saat
masih kecil. Melihat dari penggunaan nama penanya, bisa kita lihat betapa besarnya
kecintaan sang penulis terhadap ayahnya. Penggunaan nama Travers diambil dari
nama ayahnya, yaitu Travers Robert Goff. Beliaulah orang yang memiliki andil besar
dalam bakat imajinasi sang author.
Berbagai khayalan imajinatif sering dijajalkan ke dalam benak Ginty kecil
(panggilan sayang dari ayahnya). Namun dibalik sosok cerianya, sang ayah
menyimpan beban yang begitu berat berhubungan dengan pekerjaannya di bank,
sehingga diam-diam sang ayah telah berubah menjadi pecandu alkohol. Lambat laun
Ginty mulai menyadari situasi ayahnya. Semua keceriaan sang ayah di matanya berubah
menjadi sebuah kebohongan belaka. Momen itulah yang menjadi pencetus trauma
berkepanjangan di dalam diri seorang Ginty hingga ia dewasa. Semua karakter
dalam Marry Poppins merupakan adaptasi dari orang-orang disekitarnya. Mr. Banks
yang dimaksud dalam film ini merupakan perwujudan dari sosok Ayahnya sendiri,
begitu juga tokoh utama Marry Poppins yang sebenarnya terinspirasi dari bibinya
yang bernama Ellie.
The Real Mr. Banks diperankan oleh Collin Farrell |
Di
akhir kisah kita akan dibuat paham dengan semua sikap memuakkan seorang P.L.
Travers di sepanjang film. Ia memiliki ketakutan besar bahwa pengangkatan kisah
ini menjadi sebuah film akan merusak gambaran masa kecilnya, terlebih jika
harus menambahkan unsur animasi ke dalamnya. Marry Poppins merupakan refleksi
kenangan masa lalunya yang begitu indah sekaligus menyakitkan. Puncak adegan
yang paling mengiris hati dalam film ini adalah saat sang pengarang menangis di
tengah tayangan perdana film yang dibintangi oleh Julie Andrews tersebut. Hal
itu akan membuat iba bagi siapa saja yang sudah menyimak film ini dengan baik.
Akting menangis yang dilakukan Emma Thompson sebagai P.L. Travers mungkin hanya
terjadi sebentar di penghujung film, namun hal itu menjadi titik balik yang membuat
kita melupakan sosok menyebalkan dirinya dan berubah menjadi sebuah simpati. (Ai)